Senin, 26 Agustus 2013

Pejuang Lingkungan

Saat ini sudah cukup banyak masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Mereka yang sudah aware terhadap alam menunjukkan rasa pedulinya dengan berbagai cara, ada yang berwirausaha menggunakan barang-barang bekas dan ada pula yang selalu menggunakan benda-benda yang ramah lingkungan. Contoh usaha menggunakan barang-barang bekas adalah merecycle plastik, kertas, atau pun daun menjadi benda-benda yang berguna, misalnya tas, sepatu, buku, dan masih banyak lagi. Benda-benda yang dihasilkan dari barang-barang bekas ini tidak kalah bagus dan menariknya dibandingkan dengan benda-benda buatan pabrik atau bahkan rancangan designer luar negeri.

Cara lain yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan adalah dengan selalu membuat inovasi yang mampu menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa inovasi berbasis alam adalah T-Man, yang dibuat oleh mahasiswa Unabaya pada tahun 2012, yaitu waterbike yang dirancang untuk keluarga dengan kapasitas empat orang, lalu ada juga Biopori, yang ditemukan oleh bapak Dr. Kamir R Brata, M.Sc (salah satu peneliti dari IPB), yaitu lubang dengan diameter 10-30 cm dengan panjang 30-100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air dan dapat membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos, dan masih banyak lagi inovasi berbasis alam yang sudah ditemukan oleh manusia saat ini.

Jika kita membicarakan tentang lingkungan, maka tanpa kita sadari kita juga akan menyinggung tentang pejuang lingkungan. Apa itu pejuang lingkungan? Menurut Bapak Kamilus Seran (www.rotendaokab.go.id), pejuang lingkungan adalah orang yang berani dan rela berkorban untuk membela lingkungan hidup dan mempertahankan kelestarian lingkungan alam. Sekarang ini, sudah banyak sosok-sosok pejuang yang bisa kita temui, sebut saja Ibu Galuh Saly yang berhasil melakukan pembibitan gaharu lebih dari 1,6 juta pohon, Bapak Ishak Idris yang gigih melakukan penanaman mangrove di kawasan Iboih seluas 32 hektar, dan masih banyak lagi.

Sosok di atas tidak hanya melakukan pembibitan atau pun penanaman saja, tetapi juga melakukan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat. Terutama sosialisasi kepada anak-anak dan remaja karena didikan yang baik harus dimulai sejak dini. Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah mulai menghargai para pejuang lingkungan. Buktinya dengan memberikan penghargaan Kalpataru setiap tahunnya sekaligus untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup.

Saya sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor, sangat berharap agar sosok-sosok seperti Ibu Galuh dan Bapak Ishak terus bermunculan dan tidak memandang usia, tingkat pendidikan, atau bahkan strata sosial. Karena menurut saya, siapa pun berhak dan bisa menjadi seorang pejuang lingkungan, kalau bukan kita generasi muda maka siapa lagi yang akan menjaga kelestarian, mengubah sistem pertanian yang tidak relevan, dan menghentikan eksploitasi terhadap sumberdaya di Indonesia.

Salam GO GREEN !

Writer: Nurmala Fitri S. (@SNurmalaFitri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar